Tantangan dan Keceriaan di Balik Dinding SD Permata Ananda: Catatan Inspiratif dari Kunjungan Kami
Tantangan dan Keceriaan di Balik Dinding SD Permata Ananda: Catatan Inspiratif dari Kunjungan Kami
Dalam dunia pendidikan, terdapat momen-momen yang memiliki kekuatan untuk menggetarkan hati dan meresapi jiwa, mengajarkan kita tentang arti sejati dari keikhlasan dan semangat tanpa batas. Suatu kesempatan istimewa bagi kami, guru-guru SDIT Al Hikmah ketika kami datang berkunjung ke SD Permata Ananda pada Rabu, 23 Agustus 2023.
Terletak di Jl. Tangkuban Perahu Blok A71, Jakasampurna, SD Permata Ananda memiliki cerita menariknya sendiri. Sekolah ini memiliki status unik dengan mengantongi dua izin operasional, sebagai sekolah reguler dan sekolah inklusi. Awalnya, SD Permata Ananda adalah lembaga terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Namun, seiring berjalannya waktu, lembaga terapi yang berada di bawah naungan Yayasan Ananda ini mencoba memenuhi permintaan dari banyak orang tua yang ingin menitipkan pendidikan anak mereka pada Yayasan tersebut. Akhirnya, pada tahun 2009, sekolah ini berdiri megah, berada satu atap dengan lembaga terapinya. Perpaduan harmonis ini memungkinkan siswa-siswa dari beragam latar belakang tumbuh bersama dalam satu atap, menjalin ikatan yang kuat dalam perjalanan belajar mereka.
Momentum kunjungan tak hanya tentang bertambahnya wawasan, tetapi juga bertukar pengalaman. Kami guru yang mengemban tugas melakukan kunjungan ini yang terdiri dari Mr. Irsan, Mr. Andre, Ms. Meita, Ms. Helena, dan Ms. Rini tiba dengan tekad untuk menyerap esensi pengajaran inklusif dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan guru di SD Permata Ananda. Di bawah arahan kepala sekolah SD Permata Ananda, Bapak Darmawan, yang hangat disapa Pak Wawan, sekolah ini telah tumbuh dan bertransformasi. Sekolah yang semula berdiri dengan hanya terdiri dari dua pendidik ini, saat ini telah berkembang dengan memiliki sebanyak 19 pendidik dan staf karyawan. Sekolah ini juga sangat terbuka bagi mahasiswa yang ingin melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) hingga penelitian skripsi. Ia telah mengingatkan kami bahwa menjadi seorang guru adalah lebih dari sekadar pekerjaan, melainkan panggilan 24 jam yang mengharuskan kita untuk selalu siap memberikan yang terbaik, kapanpun dan dimanapun kita berada. Ia juga mengingatkan kami bahwa pekerjaan sebagai guru merupakan pekerjaan yang melelahkan dan menuntut keikhlasan, dan keikhlasan tersebut bukan adalah sesuatu yang diucapkan, melainkan ditunjukkan melalui kinerja. Namun lelahnya seorang guru dapat menjadi penyebab turunnya berkah Allah kepada guru tersebut.
Kisah yang mengukir perasaan dalam hati kami adalah pertemuan dengan seorang siswa yang bernama Devi. Siswi yang duduk di kelas 6 ini menunjukkan semangat dan keceriaannya yang tulus, tanpa menunjukkan sedikitpun keluh kesah akan keadaannya yang terlahir dengan kondisi down syndrome. Kondisi yang dialami Devi ini, adalah kelainan yang mempengaruhi perkembangan kognitif dan fisik seseorang. Namun, melalui dedikasi dan dukungan tanpa henti dari guru-guru dan teman-teman sekelasnya, Devi telah membuktikan bahwa keceriaan dan semangat mampu membuka pintu dunia yang tak terbatas, meski dalam medan tantangan yang tak biasa.
Devi hanyalah satu dari banyak siswa yang kami temui di SD Permata Ananda ketika kami melangkah ke lantai dua di sekolah tersebut. Di lantai dua tersebut, terdapat enam ruang kelas yang terdiri 3 sampai 6 siswa yang memiliki kebutuhan khusus berbeda-beda. Ada siswa yang terlahir dengan kondisi autis, down syndrome, dan juga tunagrahita. Dalam setiap ruang kelas, di setiap sudut sekolah, kami merasakan semangat tanpa batas guru-guru SD Permata Ananda yang menjadikan mereka pahlawan tak ternilai.
Dalam kesederhanaan dan ketulusan yang ditunjukkan oleh guru-guru SD Permata Ananda, kami menemukan alasan untuk bersyukur atas setiap nikmat yang Allah berikan. Kunjungan ini telah mengajarkan kami tentang pentingnya mendidik dengan ikhlas, menghargai hidup, dan meyakini bahwa siswa yang kami didik adalah bintang yang bersinar dalam keunikan mereka, dimana kami berperan sebagai pemandu yang membantu mereka menemukan potensi terbaik yang ada dalam diri mereka. Semoga perjalanan panjang para pendidik yang penuh kesabaran dan dedikasi mendapat balasan yang setimpal dan semoga setiap langkah mereka diberkahi oleh Allah, sang Pemberi Cahaya.
Kami mengakhiri kunjungan ini pada pukul 12.00 dan melakukan perjalanan kembali menuju SDIT Al Hikmah. Kunjungan ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan permulaan dari komitmen yang diperbaharui untuk melangkah dengan semangat baru, demi menerangi jalan bagi setiap anak yang kami didik. Dalam kebersamaan kita, dalam belajar dari satu sama lain, kami merajut jaringan pengajaran yang penuh warna, menciptakan dunia yang lebih inklusif, lebih bijaksana, dan lebih indah untuk kita semua.